Perilaku
pembelian pengurangan disonasi terjadi ketika konsumen mempunyai keterlibatan
yang tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering atau beresiko, namun
melihat sedikit perbedaan antar merek. Contoh, konsumen yang membeli karpet,
mempuny ai keterlibatan yang tinggi karena mahalnya dan arena ekspresi diri.
Akan
tetapi, pembeli mungkin menganggap kebanyakan merek karpet dalam kisaran harga
yang sama mempunyai kualitas yang sama. Dalam kasus itu, karena persepsi
mengenai perbadaan merek tidak terlalu besar, pembeli mungkin berkeliling
berbagai toko untuk melihat barang apa saja yang tersedia, namun membeli secara
relatif cepat. Pembeli mungkin akan menanggapi itu pada harga yang lebih baik
atau kepada kemudahan pembelian.
Setelah
pembelian, konsumen akan mengalami disonasi setelah pembelian (post purchase
dissonance) ketika mereka menyadari kekurangan tertentu dari karpet yang telah
dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya.
Untuk mengatasi disonasi tersebut, komunikasi pasca penjualan dari pemasar
sebaiknya memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tepat dan
merasa nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.
Posting Komentar