Setiap
produsen menginginkan barang dan jasa yang diproduksi dapat segera sampai
ketangan konsumen. Mekanisme yang dilakukan adalah melalui pasar, yakni tempat
pertemuan penawaran dan permintaan yang akan menyebabkan terjadinya harga.
Pada
situasi perekonomian zaman dulu dikenal dengan istilah economics of scarcity
dimana saat itu jumlah barang kebutuhan yang dihasilkan masih belum begitu
banyak dan jarang (scare) maka setiap barang yang diproduksi selalu terserap di
pasar.
Peranan
pasar pada situasi tersebut adalah sebatas tempat menjual. Situasi demikian ini
dikenal dengan istilah seller’s market, artinya pasar milik penjual/ produsen
karena setiap barang yang dihasilkan selalu laku terjual. Para penjual berkuasa
dan dapat mempermainkan pasar.
Adanya
revolusi industri di Inggris menimbulkan berbagai penemuan baru dalam teknik
produksi yang dapat menghasilkan barang dan jasa secara besar-besaran.
Kecenderungan
produsen adalah membuat barang sebanyak banyaknya tanpa memperhatikan konsumen,
yang pada gilirannya pasar dibanjiri oleh barang- barang tersebut. Situasi
seperti ini dikenal dengan istilah economics of relative plenty yakni
barang-barang kebutuhan relatif banyak dibanding dengan konsumen yang
memerlukan.
Kondisi
seperti itu semakin meruncing dan persaingan antar produsen semakin ketat guna
mendapatkan bagian pasarnya. Keadaan seperti ini disebut buyer’s market artinya
pasar milik konsumen. Pada gambar berikut terlihat suatu keadaan dimana
konsumen memiliki kebebasan untuk memilih dan menentukan permintaannya.
Posting Komentar